loading...
Go Back
Hai, namaku Daisy. Aku adalah salah satu dari ribuan bahkan jutaan perempuan di Indonesia yang mengalami Sexual Abuse yang lebih tepatnya aku alami dulu adalah sebuah bentuk Penyerangan Sexual.
Masih membekas di ingatanku ketika hal tersebut terjadi aku masih berstatus sekolah dasar tingkat 3. Pelaku tidak lain adalah seorang guru laki-laki. Beliau menarik tangan dan badanku ke uks yg sepi kemudian aku diciumi paksa. Berontak, justru aku di dekap dengan kencang.
Hingga akhirnya aku terus menggeliat dan mencoba melepaskan diri dan berlari tanpa menengok kebelakang.
Hal ini terjadi sebanyak 2x.
Aku selalu menghindari guru tersebut seterusnya dan sebisa mungkin selalu berada di tempat yang ramai.
Melapor? Tentu saja tidak, aku terlalu takut untuk membicarakan hal ini kepada siapapun.
Aku yakin diluar sana masih banyak perempuan lain yg merasakan hal yang sama seperti aku. Traumatik itu membekas dan memakan waktu pemulihan cukup lama. Aku bahkan sampai berobat ke RSJ karena banyak trigger lain yg bikin aku terdampak baik mental maupun psikis.
Aku berharap untuk semua orang, terutama orang tua pendamping ataupun pengasuh mulai peka terhadap sekitarnya. Mulailah mengajarkan Early Proper Sex Education. Bagi para pendidik juga tolong belajarlah hal ini, pahami juga apabila anak asuhnya tiba-tiba cenderung pendiam di sekolah. Mungkin ada hal yg terjadi. Aku sungguh mengharapkan perubahan, era digital semakin luas. Awasi juga selalu tontonan anak-anak.
Apabila teman-teman melihat kejadian-kejadian seperti ini, tolong bantu korban untuk Speak Up! Dukungan dari perbuatan kalian pasti sangat berharga bagi para korban.
Karena kita semua berhak bicara. STOP KEKERASAN PADA PEREMPUAN.
Let us support each other 💕
@yunika.fedianti @andidixie @friskiaramawati
#BoldMyLipsBeautynesia
#BoldMyLips
@beautynesia.id @beautynesianews @makeoverid
Masih membekas di ingatanku ketika hal tersebut terjadi aku masih berstatus sekolah dasar tingkat 3. Pelaku tidak lain adalah seorang guru laki-laki. Beliau menarik tangan dan badanku ke uks yg sepi kemudian aku diciumi paksa. Berontak, justru aku di dekap dengan kencang.
Hingga akhirnya aku terus menggeliat dan mencoba melepaskan diri dan berlari tanpa menengok kebelakang.
Hal ini terjadi sebanyak 2x.
Aku selalu menghindari guru tersebut seterusnya dan sebisa mungkin selalu berada di tempat yang ramai.
Melapor? Tentu saja tidak, aku terlalu takut untuk membicarakan hal ini kepada siapapun.
Aku yakin diluar sana masih banyak perempuan lain yg merasakan hal yang sama seperti aku. Traumatik itu membekas dan memakan waktu pemulihan cukup lama. Aku bahkan sampai berobat ke RSJ karena banyak trigger lain yg bikin aku terdampak baik mental maupun psikis.
Aku berharap untuk semua orang, terutama orang tua pendamping ataupun pengasuh mulai peka terhadap sekitarnya. Mulailah mengajarkan Early Proper Sex Education. Bagi para pendidik juga tolong belajarlah hal ini, pahami juga apabila anak asuhnya tiba-tiba cenderung pendiam di sekolah. Mungkin ada hal yg terjadi. Aku sungguh mengharapkan perubahan, era digital semakin luas. Awasi juga selalu tontonan anak-anak.
Apabila teman-teman melihat kejadian-kejadian seperti ini, tolong bantu korban untuk Speak Up! Dukungan dari perbuatan kalian pasti sangat berharga bagi para korban.
Karena kita semua berhak bicara. STOP KEKERASAN PADA PEREMPUAN.
Let us support each other 💕
@yunika.fedianti @andidixie @friskiaramawati
#BoldMyLipsBeautynesia
#BoldMyLips
@beautynesia.id @beautynesianews @makeoverid
Advertisement