Beberapa hari yang lalu, kami sekeluarga plus Mama, lived in di Desa Sembungan selama 3 hari 2 malam.Nginepnya di rumah warga karena memang ada temen di sana. Jangan tanya ademnya kayak apa ya. Karena namanya saja desa tertinggi di pulau jawa 😂 . Ditambah dengan hujan rintik dan kabut tebal. Kami sampai enggak mandi 2 hari hahaha.Oiya, disana kami menikmati betul family time. Kadang ngerasa susah sinyal jadi keuntungan lain yang bikin kami akrab. Lagian rempong cin, ngajak anak ke suatu tempat baru. Mana pagi-pagi kami muncak ke si kunir pula. Sebenernya mau bilang, kalau Si Kunir itu deket kok, enggak sampai sejam juga sampai.Tapi kenyataannya kan enggak gitu. Bayangin aja, kami bawa kamera, tripod, Mama juga enggak sehebat dulu mendakinya, plus Suami kudu gendong Alya dari bawah sampai pos 1. Entah gimana ceritanya, kami lalu kepisah di pos 1. Suami motret sama temen. Mama tertinggal paling belakang. Sementara, aku, Alya sama temen yang bawa anak ambil jalan lain yang enggak becek. Tapi yang namanya di gunung, suasananya crowded pula, semua orang berasa saudara ya 😎Kami akhirnya ketemu di puncak. Tempat dimana aku sudah ngos-ngosan dan ngerasa senang at the same time karena berhasil nyuruh Alya lanjutin jalan enggak gendongan. Yeay.Cuma teteup, sudah sampai atas anaknya enggak mau foto! Terus nangis dong, minta turun. Habis itu ngaku kalau dia pengen kaus tangan baru yang dia lihat tadi pas berangkat.Sepele yaaa, tapi bikin gegeeer gember ewer eweeer.Cerita selengkapnya nanti deh di blog. Okay. #sikunirdieng #clozetteid