loading...
Go Back
"Fakta yang masih belum bisa diterima di Indonesia: Tidak semua orang ingin menikah.
Tidak semua orang ingin punya anak."
Itu tweet dari teman saya Aria kemarin.
.
Faktanya memang begitu. Orang selalu mencoba menjodohkan kamu, hanya karena terlihat single, dan dianggap 'kesulitan cari pacar'. Sementara setiap dijodohkan, saya sedang punya pacar. Kalopun saya cuek, atau tidak memiliki pasangan, ya itu karena emang males. Trauma saya soal pernikahan itu datangnya terlalu dini. Jadi ya di atas usia 28, udah males.
Single di sini itu memang masih dianggap taboo. Padahal itu hak juga, pilihan.
.
Kalo punya pacar yang niat, biasanya saya bawa ke rumah, saya kenalin ke nyokap sampai nenek. Kalau mereka suka, ya lanjut. Kalau kelihatan nyokap kurang suka, biasanya tidak saya lanjutkan juga. Buat apa dilanjutin kalo ga disetujui. Kalau dilanjutkan nanti kenapa-kenapa.
Saya ga begitu butuh aktivitas pacaran atau ga butuh cowok yang 'standard', hanya demi ada. Hell, no! Ngerepotin aja, cuman bikin sakit hati. Saya butuh yang istimewa atau tidak sama sekali.
.
Tapi sebagai yang tidak bucin, saya termasuk yang menjunjung cinta & pernikahan. Sekarang pernikahan, tuh, banyak yang kurang sakral. Ini yang bikin saya trauma dini.
Saya tidak setuju open relationship atau apalah namanya, karena itu sama saja egois tidak memikirkan nama keluarga, apalagi..anak. Sooner or later, open relationship akan melibatkan perasaan juga. Pun poligami. Saya tidak setuju.
Kecuali keduabelah pihak keluarga setuju sila anda lakukan, jadi bukan hanya consent kedua pasangan. Selama di Indonesia, dari keluarga Indonesia, adat itu masih berlaku. Saya, sih, no untuk kedua paham pernikahan yang itu.
.
So, saya termasuk yang tidak terlalu butuh, sekaligus menginginkan pernikahan sebagai sesuatu yang sakral yang melibatkan keluarga...hanya keluarga, atau tidak sama sekali.
.
#opini #wedding #pernikahan #relationship #clozetteid #cafe #bali #seminyak #damaria #restaurant #italuanrestaurant #photooftheday #pictureoftheday
Tidak semua orang ingin punya anak."
Itu tweet dari teman saya Aria kemarin.
.
Faktanya memang begitu. Orang selalu mencoba menjodohkan kamu, hanya karena terlihat single, dan dianggap 'kesulitan cari pacar'. Sementara setiap dijodohkan, saya sedang punya pacar. Kalopun saya cuek, atau tidak memiliki pasangan, ya itu karena emang males. Trauma saya soal pernikahan itu datangnya terlalu dini. Jadi ya di atas usia 28, udah males.
Single di sini itu memang masih dianggap taboo. Padahal itu hak juga, pilihan.
.
Kalo punya pacar yang niat, biasanya saya bawa ke rumah, saya kenalin ke nyokap sampai nenek. Kalau mereka suka, ya lanjut. Kalau kelihatan nyokap kurang suka, biasanya tidak saya lanjutkan juga. Buat apa dilanjutin kalo ga disetujui. Kalau dilanjutkan nanti kenapa-kenapa.
Saya ga begitu butuh aktivitas pacaran atau ga butuh cowok yang 'standard', hanya demi ada. Hell, no! Ngerepotin aja, cuman bikin sakit hati. Saya butuh yang istimewa atau tidak sama sekali.
.
Tapi sebagai yang tidak bucin, saya termasuk yang menjunjung cinta & pernikahan. Sekarang pernikahan, tuh, banyak yang kurang sakral. Ini yang bikin saya trauma dini.
Saya tidak setuju open relationship atau apalah namanya, karena itu sama saja egois tidak memikirkan nama keluarga, apalagi..anak. Sooner or later, open relationship akan melibatkan perasaan juga. Pun poligami. Saya tidak setuju.
Kecuali keduabelah pihak keluarga setuju sila anda lakukan, jadi bukan hanya consent kedua pasangan. Selama di Indonesia, dari keluarga Indonesia, adat itu masih berlaku. Saya, sih, no untuk kedua paham pernikahan yang itu.
.
So, saya termasuk yang tidak terlalu butuh, sekaligus menginginkan pernikahan sebagai sesuatu yang sakral yang melibatkan keluarga...hanya keluarga, atau tidak sama sekali.
.
#opini #wedding #pernikahan #relationship #clozetteid #cafe #bali #seminyak #damaria #restaurant #italuanrestaurant #photooftheday #pictureoftheday
Advertisement