loading...
Go Back
Utsunomiya Heiwa Kannon Statue
Pernah ke Ohya Stone sebuah situs peninggalan purbakala Di Utsunomiya.
Ada cerita yang melatarbelakangi dibangunnya patung Buddha ini.
Dulu, di distrik batu Ohya pada tahun 1948 tinggal seorang tukang batu. Dia mulai mengukir patung Buddha raksasa ke dinding batu. Namanya Namizo Ueno. Pada perang dunia II dia kehilangan dua saudara laki-lakinya dan saat dia mengerjakan patung itu dia berdoa untuk perdamaian dunia. Belum selesai ia mengerjakan pahatannya, dananya habis ditengah jalan dan tidak dapat melanjutkan pekerjaannya.
Setelah itu, Asosiasi Turis Ohya mengambil alih proyek tersebut dan meminta Profesor Tobita — seorang pematung, dan profesor di Universitas Seni Rupa dan Musik Nasional Tokyo — untuk menyelesaikan proyek tersebut.
Rasa estetika Tobita tidak mau menerima karya Ueno sebelumnya, jadi dia melepaskan kepala yang sudah diukir Ueno. Tobita mulai membuat patung baru dari awal dengan dukungan tim asisten yang besar. Patung itu seluruhnya diukir dengan tangan dan akhirnya selesai pada tahun 1954. Patung itu diberi nama Ohya Heiwa Kannon (Dewi Pengasih yang Damai).
Patung ini berdiri dan berukuran tinggi 26.9m, ketebalan 20m, dengan tinggi muka 5m. Tingginya setara dengan bangunan sembilan lantai.
Kita dapat naik beberapa anak tangga di belakang patung, dan melihatnya dari sana juga. Di dekat patung, kita juga dapat melihat reruntuhan tambang tua. Di luar patung, ada dinding batu besar yang mengarah ke Kuil Ohya-ji di dekatnya.
Kalau kalian ke jepang, mampir ke situs Ohya Stone ini yaa.
#ohyaheiwakannon #tinggaldijepang #clozetteid #travelblogger #japan #ohyastone
Pernah ke Ohya Stone sebuah situs peninggalan purbakala Di Utsunomiya.
Ada cerita yang melatarbelakangi dibangunnya patung Buddha ini.
Dulu, di distrik batu Ohya pada tahun 1948 tinggal seorang tukang batu. Dia mulai mengukir patung Buddha raksasa ke dinding batu. Namanya Namizo Ueno. Pada perang dunia II dia kehilangan dua saudara laki-lakinya dan saat dia mengerjakan patung itu dia berdoa untuk perdamaian dunia. Belum selesai ia mengerjakan pahatannya, dananya habis ditengah jalan dan tidak dapat melanjutkan pekerjaannya.
Setelah itu, Asosiasi Turis Ohya mengambil alih proyek tersebut dan meminta Profesor Tobita — seorang pematung, dan profesor di Universitas Seni Rupa dan Musik Nasional Tokyo — untuk menyelesaikan proyek tersebut.
Rasa estetika Tobita tidak mau menerima karya Ueno sebelumnya, jadi dia melepaskan kepala yang sudah diukir Ueno. Tobita mulai membuat patung baru dari awal dengan dukungan tim asisten yang besar. Patung itu seluruhnya diukir dengan tangan dan akhirnya selesai pada tahun 1954. Patung itu diberi nama Ohya Heiwa Kannon (Dewi Pengasih yang Damai).
Patung ini berdiri dan berukuran tinggi 26.9m, ketebalan 20m, dengan tinggi muka 5m. Tingginya setara dengan bangunan sembilan lantai.
Kita dapat naik beberapa anak tangga di belakang patung, dan melihatnya dari sana juga. Di dekat patung, kita juga dapat melihat reruntuhan tambang tua. Di luar patung, ada dinding batu besar yang mengarah ke Kuil Ohya-ji di dekatnya.
Kalau kalian ke jepang, mampir ke situs Ohya Stone ini yaa.
#ohyaheiwakannon #tinggaldijepang #clozetteid #travelblogger #japan #ohyastone
Advertisement