Lifestyle

Byebye Insomnia!

by Dilla on 16 Nov, 2021

(sebutan untuk insomnia yang disebabkan oleh pandemi COVID-19)

Siapa yang selama pandemi mengalami sulit tidur atau insomnia? Faktanya, dari hasil penelitian ilmuwan di University of Ottawa, jumlah orang mengalami insomnia meningkat selama pandemi COVID-19. Jadi, apabila jawaban kamu adalah “iya”, kamu tidak sendirian, kok

Saya juga salah satu yang mengalami insomnia di awal pandemi tahun 2020. Lebih parahnya, terkadang juga disertai dengan migrain. Tidak jarang saya baru tidur sekitar jam 2 pagi setelah minum 2 dosis paracetamol.

1. 15 Minutes Bedtime Yoga

Saya baru mencoba Yoga awal tahun 2021. Saat itu awalnya hanya ingin stretching ringan supaya badan tidak kaku karena saya sendiri juga jarang olahraga. Saat itu saya juga senang mencoba Yoga untuk malam hari. Durasinya hanya 15 menit per sesi. Ternyata efeknya bukan hanya menghilangkan kaku di tubuh sehabis bekerja, tetapi juga membuat saya rileks dan lebih cepat terlelap saat tidur!

Biasanya saya sering membaca buku sebelum tidur, tetapi sekarang sudah jarang saya lakukan karena sudah terlanjur pulas karena bedtime Yoga ini. :p Favorit saya adalah sesi Yoga dari channel Yoga with Kassandra. Sangat saya rekomendasikan untuk kalian coba.

Clear Your Head

Corgito, ergo sum”

Atau, bahasa latinnya yaitu “I think, therefore I am”. Mungkin kamu sudah familiar dengan istilah filosofis dari Descartes ini. Berpikir adalah naluri seorang manusia, tetapi terkadang terlalu banyak berpikir bisa menjadi bumerang dan salah satu dampaknya adalah insomnia.

As a heavy thinker, saya sendiri saat naik ke tempat tidur dan sebelum memejamkan mata, sering teringat kilas balik hal-hal yang terjadi selama satu hari tersebut. Lalu muncul dialog “yaampun tadi lupa mengerjakan ini!”, “aduh harusnya tadi jangan bilang begitu”. Akhirnya dialog-dialog ini memenuhi kepala dan membuat sulit tidur.

That’s why, saya sangat merekomendasikan kalian untuk mencoba menulis jurnal sebelum tidur. Biasanya saya menulis semua hal yang saya alami di hari tersebut dan ide-ide yang ada di dalam pikiran saya. Dengan begitu semua isi kepala tersalurkan dan rasanya menjadi lebih enteng.

Hal ini juga menurut saya sangat berhubungan dengan kualitas tidur. Apabila pikiran saya enteng, rasanya tidur menjadi lebih berkualitas tanpa mimpi-mimpi aneh. Bahkan kadang saya bisa tidur tanpa bermimpi ataupun terbangun di tengah malam. Sehingga saat bangun pagi pun tubuh menjadi lebih segar.

Read Book

Kamu termasuk yang sering mengantuk saat membaca buku? Gunakan kesempatan ini! Bawa dan coba baca buku sebelum tidur. Saya sarankan untuk membaca buku paperback dan bukan dalam bentuk digital supaya mata kita tidak terpapar blue light yang justru menjadi salah satu penyebab insomnia.

4. Phone Detox

Masih lanjut membahas blue light, bagi saya handphone belakangan menjadi musuh terbesar saya dalam mengatasi insomnia. Setiap kali saya membawa handphone ke tempat tidur entah untuk melihat social media atau sekadar mendengarkan lagu, pasti migrain saya kambuh dan akhirnya saya tidak bisa tidur sepanjang malam.

Akhirnya saya sangat mengurangi intensitas melihat handphone saat sudah naik ke tempat tidur. Saya juga mengaktifkan sleep mode dan menaruh layar dalam posisi tertutup agar saya tidak terditraksi dengan lampu yang menyala saat ada notifikasi masuk.

5. Change the Ambience
Masih ingat dengan lagu lawas berjudul “Jangan Takut Gelap” milik penyanyi Tasya Kamila?
Suasana temaram memang terbukti bisa membuat kita lebih rileks dan tidur dengan lebih cepat. Dalam kasus saya suasana temaram juga lebih baik saat saya sedang mengalami insomnia akibat migrain. Apabila belum terbiasa dengan ruangan gelap, bisa coba mengganti lampu dengan tone warna hangat yang lebih ramah di mata.

More From Lifestyle
Unkai Terrace: Sensasi Berada di Lautan Awan
17 Apr, 2024
Lifestyle , Travel
Coba yang Beda: Sauna di Tokyo!
15 Apr, 2024
Lifestyle , Travel
Coba yang Beda: Sauna di Tokyo!
15 Apr, 2024
Lifestyle , Travel
Latest Articles