Lifestyle

Dua Konsep Minimalis Ini Memiliki Gaya Berbeda

by Annisa Muthia on 07 May, 2019
Community Executive

Sumber foto: Instagram @hukuoh_kurashi

Konsep minimalis yang berpusat pada hal-hal esensial semakin digemari dalam gaya hidup masyarakat Indonesia. Mulai dari gaya berpakaian hingga dekorasi rumah, konsep ini masih menjadi favorit karena memberikan impresi yang bersih, sederhana, dan nyaman dipandang mata.

 

Pertama muncul pada tahun 1960-an, konsep minimalis populer berkat karya dari beberapa seniman Amerika. Menggantikan gaya dramatis karya seni sebelumnya, aliran seni minimalis dipengaruhi oleh gaya industrial yang cenderung kaku tanpa mewujudkan simbol dan emosi tertentu.

 

Seiring berkembangnya zaman, konsep minimalis menjadi sarana ekspresi bagi mereka yang suka hal berbau simpel dan terkesan tenang. Saat ini, konsep tersebut identik dengan dua gaya berbeda, yang pertama gaya minimalis asal Jepang, dan yang kedua gaya minimalis Skandinavia. Sudah bisa menebak perbedaan dari kedua gaya ini? Jika belum, yuk, simak ulasan di bawah ini.

Akar dari minimalis di Jepang adalah gaya hidup Zen Buddhism dan budaya “less is more”. Memiliki banyak barang tak membuat seseorang bahagia, karena kebahagiaan sesungguhnya berasal dari ketenangan spiritual. Selain itu, Jepang juga merupakan negara yang kerap dilanda bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami. Hal tersebut membuat masyarakat Jepang menghindari tumpukan harta benda di rumahnya yang dinilai tak praktis dan menghambat proses penyelamatan diri ketika bencana terjadi.

Konsep minimalis ini kemudian tercermin dalam gaya hidup dan cara berpakaian sehari-hari. Gaya minimalis ini identik dengan warna-warna subtle dan earthy yang terkesan ringan dan tak mencuri perhatian. Elemen pada dekorasi rumah berpusat pada kayu dan katun linen yang natural dan nyaman, dengan desain sesederhana mungkin. Terbayang, kan, kesan “clean” dari minimalis gaya Jepang ini?

Sumber foto: Instagram @mujihouse

Sejahtera dan Nyaman ala Skandinavia

 

Berbeda dengan Jepang, negara-negara Skandinavia memiliki ciri khas gaya minimalisnya sendiri. Jika masyarakat Jepang mengenal kata “Zen”, masyarakat Skandinavia mempopulerkan kata “Hygge” yang berasal dari Bahasa Denmark dan “Lagom”  dari Bahasa Swedia. Kata Hygge berkaitan dengan konsep hidup sejahtera dengan mengupayakan energi positif yang menenangkan jiwa, sedangkan Lagom berarti cukup, tidak berlebihan dan tidak kekurangan. Kedua kata ini saling berkaitan dalam mewujudkan gaya minimalis ala Skandinavia.

Sumber foto: Instagram @mynordicroom, @scandi_home, @nordicstylereport

 

Skandinavia memusatkan fokus minimalisnya pada gaya yang lebih modern dan chic, dengan penataan yang tetap natural. Pada furnitur dan interior rumah, gaya minimalis Skandinavia identik dengan karpet rug yang tebal berwarna monokrom, rubber plants atau tanaman dalam rumah, dan selimut yang hangat dan nyaman. Dalam fashion, gaya ini berpusat pada desain yang timeless, simpel, terkesan laid-back dan mengedepankan tekstur. Bayangkan sweater cashmere yang lembut, berpadu dengan jeans biru vintage dan sepasang sepatu sneakers. Very effortless and very Scandi!

More From Lifestyle
Unkai Terrace: Sensasi Berada di Lautan Awan
17 Apr, 2024
Lifestyle , Travel
Coba yang Beda: Sauna di Tokyo!
15 Apr, 2024
Lifestyle , Travel
Coba yang Beda: Sauna di Tokyo!
15 Apr, 2024
Lifestyle , Travel