Lifestyle
Setiap perempuan memiliki skala
prioritas yang berbeda. Sebagian mementingkan karir sebagai hal utama, sebagian
lagi mungkin sibuk menyusun bucket list yang akan dikunjungi setiap tahunnya. Akan
tetapi, Ketika menjadi seorang ibu, skala prioritas tersebut berubah. Keluarga,
terutama sang buah hati, menjadi hal yang kerap didahulukan daripada yang
lainnya.
Berbagai upaya dilakukan oleh
seorang ibu untuk mendukung perkembangan si Kecil. Termasuk menemani dan
mendukungnya dalam kegiatan belajar di rumah. Anak yang mampu mengikuti pelajaran
dengan mudah tentu merasa lebih percaya diri. Sebaliknya, anak yang kesulitan
mencerna pelajaran kerap mengalami frustasi dan merasa belajar menjadi hal yang
menakutkan baginya. Kesulitan belajar ini dapat berasal dari berbagai faktor.
Salah satunya ialah gangguan belajar yang disebut disleksia.
Disleksia merupakan perbedaan
proses belajar yang membuat penyandangnya mengalami kesulitan dalam membaca,
menulis, dan mengeja. Anak dengan disleksia kerap mengalami kesulitan dalam
mengidentifikasi kata-kata dan mengubahnya menjadi huruf atau kalimat. Gangguan
belajar ini dapat dikenali dari tanda-tanda seperti; kesulitan membedakan huruf
p dengan q atau b dengan d, kesulitan merangkai kata seperti “buku” menjadi “kubu”,
atau pengurangan huruf ketika membaca kata-kata seperti membaca “terbang”
menjadi “terang”. Pada sebagian anak, tanda disleksia juga sudah terlihat dari
perkembangan bicara yang lebih lamban dibandingkan anak-anak seusianya.
Menurut Dyslexia Association of
Singapore (DAS), diperkirakan ada sekitar 10% penderita disleksia dari total
populasi dunia. Hal ini menandakan disleksia merupakan salah satu gangguan yang
tak jarang ditemukan di kalangan anak-anak. Meskipun begitu, kamu tak perlu
khawatir karena disleksia tak memengaruhi tingkat kecerdasan seseorang. Anak dengan
disleksia memiliki keunikan tersendiri dan talenta di berbagai bidang lainnya.
Sebagai ibu sekaligus edukator si Kecil, kamu bisa mengikuti beberapa metode yang
disarankan oleh DAS berikut untuk mengembangkan kemampuan bahasa dan menemukan
talenta anak dengan disleksia:
Mengajar dengan
Kreatif
Gunakan bahasa sederhana dan
hindari kata-kata yang sulit Ketika mengajarkan si Kecil. Pilih kegiatan yang
melibatkan indera penglihatan, pendengaran, kinestetik, dan sentuhan untuk membantu
perkembangannya.
Membaca Buku
Selain meningkatkan kosakata
anak, membaca buku dapat membantu meningkatkan kemampuannya dalam membuat model
kalimat, bentuk kalimat, dan fonetik.
Membantu si Kecil
Fokus
Dukung kegiatan belajar si Kecil
dengan memberikan alat bantu visual, menyalakan musik untuk mengurangi
gangguan, serta melatihnya untuk fokus dengan cara meditasi. Buatlah kegiatan
belajar menjadi aktivitas yang nyaman agar si Kecil dapat memusatkan konsentrasinya
dengan baik.
Libatkan si Kecil
sebagai Peserta Aktif
Jadikan si Kecil sebagai peserta
aktif dalam proses belajar agar ia merasa bertanggung jawab. Kamu bisa
menantangnya di berbagai bidang untuk menemukan potensi sekaligus mengembangkan
talentanya.
Jadi Pendengar dan
Teman yang Baik
Dukung kegiatan belajar si Kecil
dengan menunjukkan bahwa kamu bersedia mendengarkan, membantu, serta
memotivasinya. Kamu juga bisa mengajaknya terlibat dalam percakapan yang lebih
bermakna dan menetapkan tujuan yang realistis dalam mengembangkan minatnya.
Di tengah pandemi Covid-19, keberadaanmu
di samping si Kecil akan sangat membantu dalam proses pengembangan dirinya.
Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai disleksia, kamu bisa mengikuti seminar
berbasis online yang diadakan oleh DAS. Akan ada pembicara utama yang
memberikan ilmu seputar pengembangan tata bahasa anak dan berbagai saran untuk
mendukung anak-anak di usia dini yang memiliki kesulitan pra-keaksaraan. Kunjungi
website-nya di das.org.sg untuk informasi lebih lanjut.