Lifestyle

Mengenali Kepintaran Dan Perilaku Anak Usia Pra Sekolah Bersama Parenting Club

by Cynda Adissa Lianita on 03 Nov, 2017
Community Executive

Wyeth Nutrition Indonesia mempersembahkan Parenting Club sebagai wujud komitmen untuk Mam dan Pap yang senantiasa mendukung kepintaran si kecil agar pintarnya beda. Ada banyak kegiatan yang dilakukan, salah satunya seminar #SmartParentingWorkshop. Seminar "Kenali Perilaku Anak di Usia Pra Sekolah" yang berlangsung pada 7 Oktober 2017 lalu terselenggara atas kerja sama Parenting Club dengan National Hospital Surabaya. 
#SmartParentingWorkshop yang berlangsung di Surabaya ini menghadirkan dr. Susanto, MSi Med SP.A dari National Hospital Surabaya yang akan membawakan materi tentang 'Nutrisi di 1000 Hari Pertama Kehidupan' dan dr. Eddy Fadiyana, Sp.A (K) dari RS. Perjan Hasan Sadikin Bandung yang akan memberi wawasan 'Bagaimana Mengenali Perilaku di Usia Pra Sekolah'. 
Sementara para Mam dan Pap menyimak #SmartParentingWorkshop bersama para pakar, si Kecil berada di Ruang Stimulasi berupa playground dengan beragam kids activities. Si Kecil dapat bermain sambil belajar sekaligus menyaksikan atraksi Kak Jerry, sang pendongeng yang identic dengan boneka burungnya yang lucu.
Nutrisi 1000 Hari Pertama Kehidupan 
Periode 1000 Hari Pertama Kehidupan merupakan dasar dari pertumbuhan dan perkembangan fisik, emosi, dan kecerdasan anak. Status gizi ibu saat pembuahan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin. 
dr. Susanto menegaskan bahwa tidak ada asupan terbaik bagi bayi selain Air Susu Ibu (ASI) saat anak berusia 0-6 bulan. Karena ASI memiliki nutrisi yang lengkap dan seimbang, mencegah infeksi (kolostrum), sehingga dianjurkan untuk ASI eksklusif selama 6 bulan pertama dan dilanjutkan hingga usia 2 tahun. Menurut hasil penelitian, pemberian ASI berdampak pada perkembangan kognitif, IQ, kemmpuan membaca dan menulis, serta keterampilan analitik dan penalaran. 
Selain nutrisi, kegiatan stimulasi juga perlu dilakukan. Semisal saat ibu sedang memberi ASI, idealnya terjadi bonding antara ibu dengan si anak. Stimulasi dapat dilakukan dengan mengajak bicara, saling menatap dan tersenyum, dan sebagainya. Maka dari itu, sangat tidak dianjurkan bagi ibu menyusui sambil bermain smartphone.
Bagaimana Mengenali Perilaku di Usia Pra-Sekolah? 
“Seringkali orang tua tidak dapat menangkap maksud dari perilaku si Kecil. Padahal perilaku anak yang aktif menunjukkan perkembangan yang baik, sementara anak yang pasif cenderung mengkhawatirkan. Ditakutkan anak yang pasif ternyata memiliki masalah fisik/psikis sementara orang tua malah menganggap anaknya baik-baik saja”, tutur dr Eddy Fadiyana. 
Pada usia pra-sekolah, perkembangan akal anak mengakibatkan anak banyak bertanya, belajar perbedaan antar orang, dan dapat mengingat lebih dari satu pemikiran/ide di waktu yang bersamaan. Sementara pada perkembangan fisik, anak mulai gemar melakukan kegiatan "lempar - tangkap", eksplorasi pergerakan fisik meningkat namun belum mampu mengukur kemampuan fisiknya. Lalu pada perkembangan sosial, anak mulai peka dan banyak bertanya tentang lingkungan sosialnya, belajar pertemanan dan belajar bermain secara berkelompok.
Sinergisme positif antara kemampuan akal, fisik dan sosial ini lah yang menjadikan anak pintarnya beda. Untuk memfasilitasi kebutuhan orang tua dalam mendukung kepintaran ini, Parenting Club menyediakan website parentingclub.co.id. Fitur unggulannya berupa Smart Strenght Finder Tool dan Smart Stimulations. 
Smart Strenght Finder Tool: orang tua dapat menganalisis minat atau kemampuan anak yang dominan pada saat itu. 
Smart Stimulations: orang tua dapat mengunduh modul 21 days activity sheet sesuai kebutuhan stimulasi yang telah disesuaikan dengan usia anak
Belajar Mendongeng bersama Kak Jerry Piko Mendongeng adalah salah satu bentuk stimulasi yang bagus untuk menciptakan quality time bersama anak. Di kesempatan ini, Kak Jerry membagikan tips bagi mam dan pap supaya berani mencoba dan pede mendongeng. 
1. Sesuaikan usia pendengar 
Beda usia anak, beda pula tingkat kompleksitas dongeng yang diceritakan. Untuk anak yang berusia 1 - 2 tahun menggunakan cerita sederhana dan sering dijumpai di kehidupan sehari-hari. Untuk usia 3 tahun, bisa menceritakan dongeng yang menanamkan nilai dan moral. 
2. Pilihan cerita dan kata 
Gunakan pilihan kata yang interaktif, jangan seperti membaca kalimat panjang. Pun pilih cerita yang menarik. Atau orang tua dapat memberikan opsi cerita pada anak sehingga mereka dapat memilih sendiri. 
3. Keterlibatan pendengar 
Usahakan mendongeng secara interaktif, sehingga anak tidak hanya mendengarkan. Kita dapat bertanya kepada anak seperti "Kira-kira apa ya yang akan dilakukan oleh kancil?" 
4. Mainkan suara, ekspresif, dan gerak 
Ini penting untuk menarik perhatian anak dan supaya tidak terlihat membosankan. Tidak usah malu-malu untuk bertingkah aneh karena tujuan mendongeng juga untuk menghibur. 
5. Peralatan pendukung dan referensi
Kita dapat menggunakan peralatan sederhana seperti kaos kaki yang diisi kain dan diberi kancing. Atau menggunakan boneka jari. Selain itu agar tidak kehabisan cerita, kita dapat mengumpulkan berbagai dongeng atau cerita rakyat.

More From Lifestyle
Unkai Terrace: Sensasi Berada di Lautan Awan
17 Apr, 2024
Lifestyle , Travel
Coba yang Beda: Sauna di Tokyo!
15 Apr, 2024
Lifestyle , Travel
Coba yang Beda: Sauna di Tokyo!
15 Apr, 2024
Lifestyle , Travel