Lifestyle

Optimalkan Tumbuh Kembang Si Kecil Melalui Hal Sederhana

by Annisa Muthia on 06 Feb, 2019
Community Executive

Sumber foto: @cynthiaramlan

Mengulang keseruan di Surabaya akhir tahun 2018 kemarin, Parenting Club kembali diadakan di Ibu Kota tanggal 19 Januari 2019 lalu. Bertempat di Miniapolis Plaza Indonesia, tema “Sudahkah Si Kecil Tumbuh Kembang Sesuai Usianya?” kembali menjadi topik utama. Bedanya, kali ini si Kecil ikut terlibat dalam berbagai aktivitas interaktif. Penasaran bagaimana serunya? Yuk, simak ulasan di bawah ini.

Pagi itu, acara dibuka dengan presentasi dari Dr. dr. Ahmad Suryawan, SpA(K), Dokter Spesialis Anak sekaligus Konsultan Tumbuh Kembang Pediatri Sosial. Dokter yang akrab disapa Dr. Wawan ini menjelaskan bahwa tumbuh kembang si Kecil terus bergulir sejak ia di dalam kandungan, lahir, hingga mencapai usia 18 tahun.

-  Usia 0-1 tahun, si Kecil mulai menggunakan inderanya seperti penglihatan, pendengaran, dan perabaan

- Usia 1-6 tahun, si Kecil mulai menggunakan motorik kasar (beraktivitas dengan otot besar seperti berjalan dan melompat), motorik halus (beraktivitas dengan otot halus seperti meraih mainan, atau menulis dengan pensil), bicara-bahasa (memiliki kemampuan untuk berekspresi dan menyalurkan ide secara verbal), serta sosialisasi-kemandirian (kemampuannya untuk mengerjakan sesuatu sendiri, dan berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya)

- Usia 6 – 18 tahun, akan ada dua hal yang memengaruhi tumbuh kembang si Kecil, yakni kecerdasan dan perilaku yang mulai terbentuk

Usia 1-6 tahun merupakan periode emas si Kecil, dimana sel-sel otaknya sedang berkembang secara pesat. Oleh karena itu, keempat aspek tumbuh kembang seperti motorik kasar, motorik halus, bicara-bahasa, dan sosialisasi-kemandirian saling membutuhkan dan berkembang secara beriringan. Jika keempat aspek ini sudah bersinergi, akan terbentuk kehebatan akal, fisik dan sosial di Kecil.

Sebelumnya, kehebatan akal, fisik, dan sosial telah dijelaskan secara singkat di sini. Sama seperti empat aspek yang tadi dijelaskan, kehebatan akal, fisik, dan sosial juga tak bisa dipisahkan satu sama lain. Si Kecil diharapkan dapat menguasai kehebatan akal, fisik, dan sosial dengan seimbang karena sinergi antara ketiganya memengaruhi tumbuh kembang si Kecil setelah periode emas.

Dr. Wawan juga menjelaskan bahwa proses sinergi akal fisik sosial membutuhkan campur tangan dari orangtuanya secara rutin sejak dini. Mam perlu memantau secara komperhensif dan kontinyu. Dua hal yang ditekankan Dr. Wawan ketika Mam melakukan pemantauan adalah:

1. Secara alami dan menyenangkan, tanpa ada pemaksaan. Pemantauan dapat diselipkan di kegiatan sehari-hari seperti saat bermain, memberi makan, atau memandikan

2. Terdokumentasi. Mam perlu mencatat secara rutin mengenai perkembangan si Kecil, baik melalui buku KIA, KMS, dan media lainnya

Setelah proses pemantauan,  hal berikutnya yang perlu Mam lakukan adalah memberi stimulasi kepada si Kecil melalui pengalaman sensoris. Stimulasi dapat membantu memperbanyak dan memperkuat penghubung sel otak anak. Stimulasi harus dilakukan secara sederhana dalam kegiatan sehari-hari,  aman, rutin, dan sesuai dengan usia dan kemampuan si Kecil saat itu. Dr. Wawan juga mengingatkan agar Mam lebih sabar dan memotivasi secara lisan, tidak memaksa atau mengeluarkan kata-kata yang mengandung emosi.

Menyambung presentasi Dr. Wawan, Mam Lily dari Parenting Club kembali memperkenalkan Kalkulator Akal Fisik Sosial kepada para Mam yang hadir. Terlihat antusiasme tinggi para Mam yang penasaran akan sinergi akal fisik sosial si Kecil. Dengan bantuan Mam Lily, para Mam berhasil mengukur sinergi akal fisik sosial si Kecil. Ada yang sudah 100% seimbang dan bersinergi, ada pula yang salah satu kehebatan lebih menonjol dibandingkan yang lainnya.

Acara kemudian dilanjutkan dengan melakukan aktivitas Bersama si Kecil. Suasana yang tadinya serius, mendadak ramai ketika si Kecil bertemu dengan Mam-nya masing-masing.

Ada tiga kegiatan yang dilakukan untuk melihat aspek tumbuh kembang si Kecil, yakni melompat bantal, meronce medali dan mengalungkan medali tersebut ke Mam. Melompat bantal dilakukan untuk melihat aspek motorik kasar, meronce untuk melihat motorik halus, dan mengalungkan medali untuk melihat sosialisasi-kemandirian si Kecil.

Acara diakhiri dengan foto bersama, dan para Mam kini mengetahui cara yang tepat untuk mengembangkan aspek-aspek tumbuh kembang si Kecil, serta menyeimbangkan kehebatan akal, fisik, dan sosialnya. Mam diharapkan lebih rutin mencari tahu perkembangan si Kecil melalui Kalkulator Akal Fisik Sosial, dan mengajak si Kecil berinteraksi dalam kegiatan sehari-hari dengan sabar dan penuh kasih sayang.

Bagi kamu yang penasaran mengenai Kalkulator Akal Fisik Sosial, kamu bisa ikut mencobanya, lho. Cukup registrasikan dirimu beserta si Kecil di sini, lalu masuk ke laman Kalkulator AFS dan isi datanya dengan lengkap. Selamat mencoba!

More From Lifestyle
Unkai Terrace: Sensasi Berada di Lautan Awan
17 Apr, 2024
Lifestyle , Travel
Coba yang Beda: Sauna di Tokyo!
15 Apr, 2024
Lifestyle , Travel
Coba yang Beda: Sauna di Tokyo!
15 Apr, 2024
Lifestyle , Travel