Lifestyle
Sumber foto: Clozetter Prapancadf
Tak hanya Indonesia, hampir
seluruh negara di dunia juga memiliki
folklore atau cerita rakyat yang menakutkan. Jepang mengenal sosok hantu
perempuan Yūrei, Irlandia percaya akan
adanya hantu perempuan Banshee, dan Amerika Latin juga memiliki sosok La Llorona, hantu perempuan bergaun
putih dengan rambut hitam yang panjang.
Merupakan hantu legendaris, La Llorona telah menjadi
cerita turun-temurun dari satu generasi ke generasi lainnya. Ia mengincar
anak-anak kecil untuk menggantikan sosok anak-anaknya yang telah hilang. Dengan
isak tangisnya, La Llorona menarik perhatian dan menculik anak yang ia incar,
tak peduli siang ataupun malam.
Sosok La Llorona ini ternyata merupakan cerita hantu
pertama yang didengar oleh James Wan, produser film asal Australia, ketika
menginjakkan kakinya di Amerika. Telah menyutradarai serangkaian film horor box office seperti Saw dan The
Conjuring, James Wan terinspirasi
untuk membangkitkan kembali legenda La Llorona melalui film The Curse of The Weeping Woman.
“Saya memang
menyukai cerita hantu, namun La Llorona lebih dari itu. Ia menyentuh rasa takut
yang terdalam, yang kalian sendiri bahkan tak tahu itu ada,” tutur James
Wan, produser film The Curse of The Weeping Woman.
Merupakan film pertama sutradara Michael Chaves, The Curse of The Weeping Woman mengambil latar
belakang kota Los Angeles pada tahun 1973. Film ini bercerita tentang Anna Tate-Garcia (Linda Cardellini),
seorang single-parent yang berjuang
membesarkan kedua anaknya di tengah kesibukannya sebagai pekerja sosial. Ketika
menginvestigasi sebuah kasus, ia melihat dua orang anak yang dikurung oleh
ibunya sendiri dengan alasan yang cukup mistis. Skeptis dengan hal tersebut,
Anna menganggap kasus itu sebagai kekerasan terhadap anak dan memisahkan mereka
dari ibunya. Alih-alih menyelamatkan, Anna kehilangan dua anak tersebut dan
menemukan jasad mereka terhanyut di sungai.
Patricia (Patricia Velásquez), ibu dari kedua anak
tersebut, menuduh Anna membunuh anak-anaknya. Menurut Patricia, kedua anak
tersebut kini telah dimiliki La Llorona, dan tak menutup kemungkinan, anak-anak
Anna lah yang menjadi korban berikutnya.
Scene-scene selanjutnya akan membuat
bulu kudukmu berdiri, karena tak hanya di kegelapan malam, sosok La Llorona
juga muncul ketika matahari masih tinggi. Ditemani musik dan sound effect yang menegangkan dari komposer
Joseph Bissara, kamu akan menyaksikan
perjuangan Anna menyelamatkan kedua anaknya dari cengkeraman La Llorona.
Penasaran akhir dari kisah The Curse of The Weeping Woman? Apakah Anna berhasil mengusir roh jahat La Llorona, atau justru kehilangan kedua anaknya? Tak perlu khawatir, Clozetters, karena film The Curse of The Weeping Woman ini akan diputarkan di bioskop seluruh Indonesia mulai tanggal 17 April 2019. Pastikan kamu tidak melewatkannya, ya!