Fashion

Ragam Budaya Dalam Kain Tradisional Indonesia

by Pradnya Cinantya on 24 Mar, 2016
Clozette Star

Sumber Foto: PradnyaCinantya
Keindahan kain-kain tradisional Indonesia memang tidak ada habisnya menginspirasi. Sungguh suatu kebanggan melihat karya para desainer dalam Indonesia Fashion Week 2016 didesain dengan kain tradisional yang berbeda-beda. Ini membuktikan bahwa kain tradisional indonesia bisa dipakai untuk semua gaya, semua acara, dan semua kalangan.
Warnatasku merupakan brand lokal yang mengkhususkan diri di bidang tas dengan kain tradisional Indonesia. Karyanya sudah diapresiasi di tingkat internasional ketika mengikuti ASIA World Expo 2015 lalu. Melalui prestasinya ini, Warnatasku berhasil menarik perhatian 6 desainer APPMI ternama yang memiliki visi dan misi untuk mengajak masyarakat Indonesia untuk mencintai warisan leluhur dan menjadikannya kebutuhan sehari-hari.
Warnatasku bersama 6 desainer, meliputi Rudy Chandra, Defrico Audi, Ria Baraba, Nita Seno Adji, Jeny Tjahyawati, dan Malik Moestaram,menyajikan pergelaran bertajuk “Panutan Ragam Budaya Nusantara”. Masing-masing desainer mengeksplorasi kain tradisional seperti tenun Jepara, songket, dan tenun Nusa Tenggara Barat, yaitu motif buna dan manggarai yang terkenal. 
Sumber Foto: PradnyaCinantya
Pergelaran ini dimulai dengan koleksi rancangan Rudy Chandra yang menggunakan warna hitam untuk busana kontemporernya agar dapat menonjolkan tas dari Warnatasku itu sendiri. Aksen songket ia gunakan untuk memberikan ciri tradisional pada koleksinya.
Sumber Foto: PradnyaCinantya
Serupa dengan Rudy Chandra, Defrico Audi juga memilih palet warna netral. Namun selain warna hitam, ia menambahkan warna kontras bronze dan menggunakan lebih banyak kain tenun untuk mendominasi busananya. Defrico juga tidak ragu menabrakan motif pakaiannya dengan motif di tas Warnatasku yang sama-sama memiliki pola tradisional.
Selain busana kontemporer, fashion show ini juga menampilkan koleksi muslimwear. Salah satunya adalah Ria Baraba yang membuat koleksi busana pesta hijab yang mewah namun tetap manis dengan pilihan warna pastel. Kesan mewah muncul dari detail payet dan kristal. Koleksi Ria Baraba ini menunjukkan bahwa busana Muslim modern yang glamor juga cocok dipadukan dengan aksesoris berbahan kain tradisional Indonesia.
Sumber Foto: PradnyaCinantya
Sumber Foto: PradnyaCinantya
Setelah koleksi berwarna netral dan pastel, kemudian muncul lah koleksi dari Nita Seno Adji yang langsung menarik perhatian. Motif-motif tradisional ia tuangkan dalam bentuk aplikasi bordir warna-warni di seluruh busananya, dipadukan dengan tas-tas yang juga colorful. Kesan muda dan playful langsung terpancar dari koleksinya ini.
Selain Ria Baraba, satu lagi koleksi muslimwear disuguhkan oleh Jeny Tjahyawati. Hampir sama seperti Ria, Jeny juga menggunakan palet warna pastel. Namun koleksi Jeny lebih kasual. Ia memberikan gaya layering pada busananya untuk memberikan volume dengan aksen bordir yang lebih ringan dan tidak terlalu glamor.
Sumber Foto: PradnyaCinantya
Sumber Foto: PradnyaCinantya
Show ditutup dengan koleksi dari Malik Moestaram yang menyajikan busana pesta cocktail dan formal. Malik menggunakan bahan dasar kebaya, seperti tulle dan potongan brokat, menjadi gaun modern. Motif-motif tradisional khas kebaya yang berupa bordir ia sulap menjadi lace yang menghiasi gaun-gaun cocktail rancangannya.