Lifestyle
Bayi identik dengan kulitnya yang
lembut, halus, dan kenyal. Tentunya, hal ini membuat banyak orang jatuh hati
dan gemar berlama-lama menatap si mungil. Akan tetapi, kulit bayi yang masih
amat sensitif tak selalu terlihat mulus. Terutama, ketika si Kecil terpicu
alergi yang menimbulkan ruam merah, gatal, serta kulit yang terlihat kering.
Moms pasti panik dan berusaha mengobatinya, bukan?
Alergi, terutama yang disebabkan
oleh asupan makanan memang kerap terjadi pada bayi hingga anak yang masih
balita. Anak saya pun demikian. Sejak lahir hingga sekarang usianya menginjak
16 bulan, ia membutuhkan perawatan kulit khusus agar terhindar dari ruam,
gatal, serta beragam reaksi yang terjadi pada kulit ketika ia tak sengaja
mengonsumsi makanan pemicu alergi. Sebagai catatan, makanan yang sering menjadi
pemicu hadir dari susu sapi dan turunannya, aneka kacang-kacangan termasuk
tempe dan tahu yang terbuat dari kacang kedelai, ikan dan hewan laut, serta
telur.
Pada artikel ini, saya mencoba
berbagi langkah-langkah yang saya lakukan ketika tahu si Kecil mengidap alergi
makanan. Selengkapnya bisa Moms temukan melalui ulasan di bawah ini.
Kabari Dokter Spesialis
Anak yang Menangani si Kecil
Ketika menemukan hal yang janggal
pada kulit si Kecil, selalu kabari dokter yang biasa menangani si Kecil. Dokter
Spesialis Anak biasanya akan meresepkan obat oles untuk meredakan ruam si Kecil,
serta obat tetes mengadung antihistamin setelah mengetahui permasalahan yang
dialami. Jangan membeli obat yang tidak diresepkan oleh dokter ya, Moms, karena
bisa saja obat tersebut berbahaya bagi si Kecil.
Selain itu, konsultasi dengan
dokter juga diperlukan untuk menghindari imunisasi yang mengandung bahan pemicu
alergi. Salah satunya ialah imunisasi influenza yang beberapa di antaranya
mengandung telur.
Eliminasi Makanan
Bagi bayi yang berusia di bawah 6
bulan, ASI merupakan asupan yang paling baik untuk si Kecil. Oleh karena itu,
Moms juga perlu menghindari makanan-makanan pemicu alergi. Cara yang dianjurkan
oleh Dokter Spesialis Anak ialah dengan berpuasa semua bahan makanan pemicu
alergi selama 2 minggu. Lalu, di minggu berikutnya Moms bisa mulai mencoba bahan
makanan di atas satu-persatu selama satu minggu full. Misalnya, pada minggu
ketiga Moms mulai makan produk mengandung susu, dan tetap berpuasa makanan pemicu
alergi lainnya. Jika si Kecil tak menimbulkan reaksi apapun, Moms bisa
melanjutkan dengan konsumsi makanan mengadung kacang-kacangan. Lakukan hal ini
hingga menemukan makanan yang memicu timbulnya ruam si Kecil.
Jika si Kecil sudah memasuki
tahap MPASI, Moms bisa langsung melihat reaksi si Kecil setelah mengonsumsi
makanan pemicu alergi. Tentu Moms harus memberikannya secara bergilir, jangan
mencampurkan dua bahan pemicu alergi dalam satu kali makan. Jika si Kecil
terlihat gatal, kulitnya memerah, timbul biduran, atau bahkan terlihat bengkak
di beberapa bagian tubuh, segera hentikan MPASI dan berikan obat yang diresepkan
Dokter Spesialis Anak sebagai pertolongan pertama.
Menurut dokter, reaksi alergi
biasanya timbul dalam beberapa menit hingga 2 hari setelah si Kecil mengonsumsi
makanan megandung alergen. Moms bisa menghindari bahan makanan tersebut, lalu
mencoba lagi dalam kurun waktu 6 bulan untuk melihat apakah si Kecil masih
sensitif akan bahan makanan tersebut.
Ganti Sabun &
Sampo Bayi
Pada awalnya, saya mengira sabun
dan sampo bayi, selama berlabel hypoallergenic, bisa digunakan untuk memandikan
si Kecil. Akan tetapi, ternyata pemahaman saya ini salah, Moms. Setelah browsing
di Internet dan mengganti sabun dan sampo si Kecil, kulitnya seketika bebas
dari ruam dan menjadi lebih halus.
Sayangnya, sabun dan sampo yang
digunakan anak saya belum tentu cocok dengan anak Moms. Oleh karena itu, perlu
trial & error untuk mengetahui bodycare yang benar-benar tepat, sama
seperti ketika kita menggunakan skincare. So, keep on trying until you find the
right ones.
Selalu Gunakan Pelembap
Pelembap merupakan a-must-have
untuk bayi dan balita yang memiliki kulit sensitif dan kerap mengalami ruam. Moms
bisa mencoba beberapa pelembap yang beredar di pasaran, dan pastikan pelembap
tersebut tidak mengandung fragrance. Waktu yang paling tepat untuk menggunakan pelembap
ialah setelah si Kecil mandi. Akan tetapi, jika si Kecil terlihat gatal dan tak
nyaman dengan kulitnya, Moms bisa oleskan pelembap hingga 5 kali dalam sehari.
Jaga Kebersihan dan Suhu
Ruangan
Last but not least, amat penting
untuk menjaga kebersihan ruang tidur serta ruang bermain si Kecil. Pastikan
juga ventilasi cukup dan memungkinkan pertukaran udara di dalam dan di luar ruangan
setiap hari. Selain itu, Moms juga perlu menjaga suhu ruang agar tak terlalu
panas atau terlalu dingin bagi si Kecil. Jika menggunakan AC, suhu yang
disarankan berkisar 23˚ - 25˚ Celcius agar si Kecil tetap nyaman.
Nah, itu dia hal-hal yang saya
lakukan guna mencegah timbulnya alergi pada si Kecil. Semoga bermanfaat jika
anak Moms mengalami hal serupa. Selamat mencoba!