Lifestyle

Uniknya Batik Garutan Yang Jauh Dari Kesan Kuno

by Leonita Julian on 16 Mar, 2017
Clozette Ambassador

Dulu, mengenakan batik itu terkesan kuno, dewasa tapi tidak modern. Sekarang beda. Sekarang pengrajin batik banyak inovasi motif dan warna sehingga matching dengan selera para remaja, bahkan para desainer pun berlomba-lomba menciptakan desain baju batik yang terkesan chic dan modern. Sekarang justru makin bangga mengenakannya karena rasa nasionalisme. Nah, salah satu daerah yang dikenal sebagai penghasil batik modernnya adalah Garut. 
Batik Garut sudah berkembang sejak sebelum masa kemerdekaan Indonesia, 1945, secara turun-temurun. Namanya Batik Tulis Garutan. Batik Tulis Garutan memiliki ciri khas dominasi warnanya yang cerah, terang, dan beragam. Warna ini mengungkapkan kebahagiaan seperti warna gumading (putih gading), biru, merah, hijau, coklat kekuningan, ungu, merah muda (kayas), ungu muda (gandaria), dan kasumba. Sebenarnya ada warna sogan (coklat), seperti pada batik di Solo atau Yogyakarta. Perbedaannya, warna sogannya coklat muda kekuningan, ciri khas yang kuat dari batik Garut.
Berbeda dengan batik Solo atau Yogyakarta yang syarat dengan makna filosofis, motif batik Garut lebih ditekankan pada segi visual. Umumnya bentuk motif Batik Garutan merupakan cerminan dari kehidupan sosial budaya dan adat istiadat orang Sunda, khususnya di Garut, serta pola flora dan fauna. 
Namun ada juga motif Batik ragam hias datar, bentuk-bentuk geometrik yang mengarah secara diagonal, seperti kawung atau belah ketupat. Beberapa motif khas Garutan misalnya yang tergambar dalam motif Rereng Pacul, Rereng Peuteuy, Rereng Kembang Corong, Rereng Merak Ngibing, Cupat Manggu, Bilik, dan Sapu Jagat, yang masing-masing memiliki keunikannya sendiri.
Motif Batik Garutan yang paling khas dan sudah turun temurun adalah motif burung Merak Ngibing dan bulu ayam. Atau saat ini banyak motif domba Garut. Motif Batik Garutan mendapat pengaruh dari motif batik Solo,Yogyakarta, Cirebon, Pekalongan, dan Cina, tetapi diolah sesuai dengan gaya dan selera orang Garut. 
Batik garutan Rasya
Salah satu pengrajin Batik Garutan yang cukup dikenal adalah Batik Garutan Rasya. Kelebihan belanja di tempat ini, pengunjung bisa melihat proses pembuatan batik tulis dan batik cap. Lokasinya di Jalan Otto Iskandardinata, Komplek PLN No.1, Tarogong, Garut. 24 Februari 2017 lalu, rombongan dari #PesonaIndonesia sempat berkunjung ke butiknya dan melihat proses pembuatannya bersama kang Jajang, salah satu karyawan. Kami diajak melihat proses pembuatan batik tulis dan cap, juga melihat ruang tenun.
Bahkan saya sempat mencoba membatik, belajar dari bu Rohana. Bu Rohana ini berasal dari Pekalongan, bahkan keluarganya masih di Pekalongan. Beliau baru 3 tahun di batik Rasya, tetapi sudah puluhan tahun menjadi pengrajin batik. Memang ada 3 pengrajin batik dari Pekalongan yang dipekerjakan Batik Rasya. Menurut kang Jajang, pemilihan ini memiliki alasan khusus, yaitu karena pengrajin batik dari Pekalongan lebih cermat dan telaten untuk pola titik-titik pada batik.
Percobaan pertama saya pun sukses! Artinya…cairan malamnya nggak mbeleber!😅 Karena kesulitan membatik adalah mempertahankan kerapian ‘cairan malam’ dari canting saat ditorehkan atau dituliskan ke kain. Itulah kenapa pola titik-titik pun butuh keahlian khusus, kali ya.
Koleksi batik Garutan Rasya adalah hasil inovasi Ellen Erliana, pemilik Galeri Batik Garutan Rasya. Omzetnya cukup besar. Dalam satu bulan, Rasya Batik bisa menjual kain batik hingga 500 potong dan baju sebanyak 50 potong. Tentu saja konsumen lebih memilih membeli kain dibanding baju, mumpung di pusatnya. Harga Batik Tulis Garutan di Rasya Batik bervarasi dari mulai 50 ribu hingga jutaan. Rata-rata omzet per bulan Rasya Batik bisa mencapai Rp100 juta.
Keunggulan kain batik Garutan Rasya adalah dalam kecerahan warna dan kelembutan, serta kualitasnya, yaitu dari bahan katun terbaik, sehingga mampu menghilangkan kesan kuno dan tua. Yang pasti para fashionista kalau ke sana bisa jebol deh dompetnya. Batiknya cantik-cantik! 
Selain memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan bisnis, Batik Rasya juga sering mengikuti pameran-pameran dan fashion show, baik di luar daerah atau luar negeri, seperti Batam, Malaysia, Singapura, hingga di Amerika Serikat.
Berikut proses singkat pembuatan batik Garutan Rasya seperti yang dijelaskan kang Jajang: 
1. Proses penulisan, yaitu menorehkan cairan malam/lilin mengunakan canting pada kain yang sudah dipola dengan pensil sebelumnya untuk batik tulis. 
2. Proses pewarnaan, yaitu mencelupkan kain yang telah dilukis atau ditulis ke dalam cairan pewarna (alami dan sintesis).
3. Proses pelorodan. Tujuananya menghilangkan lilin secara keseluruhan pada akhir proses pembuatan batik. Kain yang sudah dibatik direndam terlebih dahulu, kemudian dimasukkan dalam air mendidih yang sudah diberi obat (waterglass atau soda abu). Setelah itu, kain batik dikeringkan dengan cara diangin-angin. 
4. Proses pencucian, dengan merendam kain yang sudah dilorodkan tadi mengunakan air dingin.
Gimana, pembaca tertarik borong batik Garutan? Atau tertarik belajar membatik? 😉

More From Lifestyle
Unkai Terrace: Sensasi Berada di Lautan Awan
17 Apr, 2024
Lifestyle , Travel
Coba yang Beda: Sauna di Tokyo!
15 Apr, 2024
Lifestyle , Travel
Latest Articles
Kolaborasi Limited Edition untuk Summer yang Penuh Warna
30 Apr, 2024
Cooljapan , Style & beauty