loading...
Go Back
•
Prof. DR. Gorys Keraf (1994, 324) bilang, seringkali pembicara terlalu yakin bahwa apa yang dibicarakan sebegitu pentingnya sehingga lupa memperhatikan siapa pendengarnya.
Iya, begitulah. Kau sering bertemu orang baru, saling berbicara mengenai apa-apa yang kadang tidak diminati oleh pendengar. Kadang-kadang dia mendengar ocehanmu bukan untuk mengerti apa yang dibicarakan, tapi menunggu kesempatan untuk membahas hal yang dia mau, dan berharap kau juga mendengarnya.
Lain lagi jika kau bertemu teman-teman lama di salah satu kedai kopi. Mulanya saling lempar tawa dan dengan senang hati berswafoto. Kau berpikir mereka berbeda dengan orang baru. Mereka memahami satu sama lain. Mereka dapat menjadi pendengar dan pembicara yang menyenangkan. Namun, saat kau tak henti berceloteh, yang lain sibuk bermain gadget alih-alih mendengarmu. Mereka lupa bernostalgia.
Seperti hal-hal lain di dunia ini, teman juga tidak abadi. Sebentar datang, seringnya pergi. Membuatmu merasa sendiri.
Tidak apa-apa. Kau masih punya Tuhan yang bisa jadi tempat ceritamu. Dia mahapendengar. Mahapengasih.
Eh, sebentar. Kenapa caption ini mendadak jadi reliji?
.
.
.
.
.
#clozetteid #bblog #fashion #fashionblogger
In frame with : @cuaphelda
Dibantu foto oleh : @riyardiarisman
Ps.
Foto ini mukanya Uni blur, tangan ka Helda goyang, dan lagi tes objek, sebetulnya. Tapi #dibuangsayang dan ini lucu.
Prof. DR. Gorys Keraf (1994, 324) bilang, seringkali pembicara terlalu yakin bahwa apa yang dibicarakan sebegitu pentingnya sehingga lupa memperhatikan siapa pendengarnya.
Iya, begitulah. Kau sering bertemu orang baru, saling berbicara mengenai apa-apa yang kadang tidak diminati oleh pendengar. Kadang-kadang dia mendengar ocehanmu bukan untuk mengerti apa yang dibicarakan, tapi menunggu kesempatan untuk membahas hal yang dia mau, dan berharap kau juga mendengarnya.
Lain lagi jika kau bertemu teman-teman lama di salah satu kedai kopi. Mulanya saling lempar tawa dan dengan senang hati berswafoto. Kau berpikir mereka berbeda dengan orang baru. Mereka memahami satu sama lain. Mereka dapat menjadi pendengar dan pembicara yang menyenangkan. Namun, saat kau tak henti berceloteh, yang lain sibuk bermain gadget alih-alih mendengarmu. Mereka lupa bernostalgia.
Seperti hal-hal lain di dunia ini, teman juga tidak abadi. Sebentar datang, seringnya pergi. Membuatmu merasa sendiri.
Tidak apa-apa. Kau masih punya Tuhan yang bisa jadi tempat ceritamu. Dia mahapendengar. Mahapengasih.
Eh, sebentar. Kenapa caption ini mendadak jadi reliji?
.
.
.
.
.
#clozetteid #bblog #fashion #fashionblogger
In frame with : @cuaphelda
Dibantu foto oleh : @riyardiarisman
Ps.
Foto ini mukanya Uni blur, tangan ka Helda goyang, dan lagi tes objek, sebetulnya. Tapi #dibuangsayang dan ini lucu.
Advertisement