Salah satu hal yang baru saya sadari ketika mengingat sosok Kartini adalah perjuangan tidak harus selalu dilakukan dengan cara yang sama. Bahkan di saat masa perjuangan melawan penjajah, tidak harus semuanya berjuang ke medan perang dengan mengangkat senjata. Sosok Kartini mempunyai senjata sendiri yaitu tulisan.Jadi ketika sekarang sudah berada di dunia digital, saya suka sedih dan bingung saat melihat para perempuan beradu pendapat hingga saling bertengkar. Haruskah setiap perbedaan pendapat selalu seperti berada di medan perang (mom's war)? Sebetulnya setiap perempuan sudah mempunyai urusan dapur sendiri. Dapur mu, dapur ku. Udah gitu aja. Setiap perempuan punya formula masing-masing.Bukan berarti juga bersikap gak peduli. Justru perempuan di era digital harusnya saling menguatkan dan menghargai perbedaan pendapat. Selalu tebarkan aura positif. Abaikan saja segala pengaruh negatif. Manfaatkan dunia digital sebaik mungkin.Dunia digital, tuh, luas banget. Sayang energinya kalau cuma dimanfaatkan untuk hal negatif. Internet juga gak gratis, ya kan? Masa' mau buang uang terus cuma buat berbagi atau beropini tentang konten negatif? Saya masih yakin semua perempuan (seharusnya) bisa melakukan hal positif di dunia digital. #KEBKartiniDigital #EmakBlogger @emak2blogger