loading...
Go Back
Aku dan Makanan.
Percaya nggak kalau tubuhku punya ikatan batin yang kuat dengan makanan? Semenjak memiliki food intolerance, tubuhku seperti punya 'alarm' sama makanan tertentu, terutama makanan yang bikin aku nggak enak body. Pas 'alarm' itu berbunyi, akhirnya aku mutusin untuk menerapkan diet eliminasi (elimination diet).
Awal-awal, aku strict banget sama tiap makanan yang masuk ke tubuh. Yang biasanya ke supermarket 1 jam, ini bisa nambah 1/2 jam, hehe. Tiap bungkus makanan aku liatin, ada nggak ingredients yang 'aneh' atau setidaknya nggak ditolerir sama tubuh. Kalau ada, skip dan lewatin. Kalau nggak ada, ya ambil.
Ya begitulah proses yang aku lalui teman-teman. Yang udah sedikit tahu perjalanan dietku pasti udah paham kenapa aku ngelakuin ini. Tapi, balik lagi, semua aku lakuin dengan perasaan bahagia. Toh, aku melakukan diet ini sudah melalui konsultasi dulu, jadi nggak asal ya. Selain konsul ke dokter pribadiku, aku sampai pernah nemuin seorang medical nutrition therapist, ngikutin berbagai workshopnya, sampai jalanin food sensitivity test yang mehong itu, wkwk. Ya, kita sebagai manusia kan harus selalu berikhtiar, makanya aku selalu coba belajar.
Nah, buat kalian yang juga mau tahu dan belajar tentang diet eliminasi, silahkan baca ilustrasiku ya. Just swipe my photos. Oh ya, maaf dalam bahasa asing, biar nggak beda arti sama sumber aslinya. Kalau kalian mau baca-baca jurnal, nggak papa banget lho. Tapi aku aja, kamu tinggal baca rangkumannya, hehe.
Oke deh, selamat mengenali makanan yang 'baik' untuk tubuhmu ya. Inget, apa yang kita konsumsi itu tanggung jawab kita. Semacam mindfulness eating, nggak ya?
Stay healthy! Dan jangan lupa kalau belanja ke pasar atau supermarket pake masker yah :)
#eliminationdiet #dieteliminasi #foodsensitivity #foodintolerance #fooddiary #foodjournal #stayhealthy #foodblogger #clozetteid
Percaya nggak kalau tubuhku punya ikatan batin yang kuat dengan makanan? Semenjak memiliki food intolerance, tubuhku seperti punya 'alarm' sama makanan tertentu, terutama makanan yang bikin aku nggak enak body. Pas 'alarm' itu berbunyi, akhirnya aku mutusin untuk menerapkan diet eliminasi (elimination diet).
Awal-awal, aku strict banget sama tiap makanan yang masuk ke tubuh. Yang biasanya ke supermarket 1 jam, ini bisa nambah 1/2 jam, hehe. Tiap bungkus makanan aku liatin, ada nggak ingredients yang 'aneh' atau setidaknya nggak ditolerir sama tubuh. Kalau ada, skip dan lewatin. Kalau nggak ada, ya ambil.
Ya begitulah proses yang aku lalui teman-teman. Yang udah sedikit tahu perjalanan dietku pasti udah paham kenapa aku ngelakuin ini. Tapi, balik lagi, semua aku lakuin dengan perasaan bahagia. Toh, aku melakukan diet ini sudah melalui konsultasi dulu, jadi nggak asal ya. Selain konsul ke dokter pribadiku, aku sampai pernah nemuin seorang medical nutrition therapist, ngikutin berbagai workshopnya, sampai jalanin food sensitivity test yang mehong itu, wkwk. Ya, kita sebagai manusia kan harus selalu berikhtiar, makanya aku selalu coba belajar.
Nah, buat kalian yang juga mau tahu dan belajar tentang diet eliminasi, silahkan baca ilustrasiku ya. Just swipe my photos. Oh ya, maaf dalam bahasa asing, biar nggak beda arti sama sumber aslinya. Kalau kalian mau baca-baca jurnal, nggak papa banget lho. Tapi aku aja, kamu tinggal baca rangkumannya, hehe.
Oke deh, selamat mengenali makanan yang 'baik' untuk tubuhmu ya. Inget, apa yang kita konsumsi itu tanggung jawab kita. Semacam mindfulness eating, nggak ya?
Stay healthy! Dan jangan lupa kalau belanja ke pasar atau supermarket pake masker yah :)
#eliminationdiet #dieteliminasi #foodsensitivity #foodintolerance #fooddiary #foodjournal #stayhealthy #foodblogger #clozetteid
Advertisement