loading...
Go Back
Parade Tren 4 Brand Busana Hijab di Jakarta Fashion Week
ClozetteINSIDER 4 Nov 2014
Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, busana muslim memiliki tempat tersendiri di industri fashion Indonesia. Bahkan Indonesia ditargetkan menjadi salah satu pusat mode hijab dunia di tahun 2020. Hari pertama Jakarta Fashion Week (JFW) 2015 pun menggelar parade busana muslim empat brand busana hijab ternama dalam Fashion Forward 2.
Nama NurZahra yang pernah mencuri perhatian ketika tampil di Tokyo Fashion Week ini tentunya sudah tak asing lagi di kalangan penggiat fashion hijab.
kali ini menampilkan koleksi Spring/Summer 2014. Koleksi dengan tema Hanging Garden yang terinspirasi oleh keindahan legenda taman Babylonia ini dituangkan melalui motif floral yang dihadirkan pada koleksinya.
Dengan dominasi warna sejuk biru indigo, putih, serta abu-abu dan bahan cotton voile, sutra, serta tenun dobi, NurZahra yang digawangi oleh Windri Widiesta Dhari ini banyak menghadirkan busana dengan siluet A-line yang longgar dan jubah yang dipadankan dengan atasan dan celana yang memiliki motif yang berbeda-beda, atau bertabrakan, namun justru berkesan manis.
Berbeda dengan Norma Hauri, dalam koleksi yang dipamerkan pada gelaran Jakarta Fashion Week 2015 di Senayan City, Sabtu, 1 November 2014, pecinta fashion diajak menyelami kemegahan misterius dari Winter Palace, simbol kemegahan imperialisme Rusia di abad 18 dan 19. Meski bertema kemegahan winter palace, namun nuansa kehangatan dipancarkan oleh warna koleksinya, seperti putih, emas dan material kayu dengan bahan-bahan ringan, seperti katun, polyester, organza, satin hingga sifon. Ornamen sulam benang emas dan payet dari kristal ceko, Swarovski, mutiara, serta beads member sentuhan mewah dari Winter Palace. Koleksi ini memang khusus untuk line premium di Norma Hauri yang tetap ready to wear. Selain gaun, juga ditampilkan potongan jumpsuit hingga celana. Jadi bisa dipakai juga saat pernikahan atau acara spesial lainnya
Sementara itu, dalam koleksi rancangan busana yang dipamerkannya, Dian Pelangi mengusung tema "Miss Palembang in New York”. Tema rancangannya kali ini terinspirasi dari unsur-unsur keanggunan etnik Sumatera Selatan. Koleksi rancangan dengan sentuhan kain songket dan beludru tersebut telah dipamerkan di New York, Amerika Serikat untuk koleksi musim dingin.
Dian Pelangi ingin memperlihatkan bahwa busana muslim juga bisa fashionable, mengikuti tren, dan semakin memperlihatkan pergerakan dan perubahannya setiap tahun, bergerak sesuai permintaan.
Peplum top, blazer, maxi skirt, pencil skirt, tampil dengan kesan mewah dari songket Palembang berwarna berani, seperti merah dan emas. Dian Pelangi tampil sebagai busana-busana etnik yang berjiwa masa keemasan dan kemewahan Hollywood di tahun 1950-an.
Restu melalui labelnya Etu menampilkan rancangan-rancangan dengan dominasi warna putih dan abu-abu, dengan sentuhan maskulin di dalamnya. Long coat, kerah lebar, oversized outer wear, asymetrical outerwear, menampilkan sosok wanita Muslim yang berjiwa kasual namun stylist. Koleksi busana formal ready to wear ini sangat cocok untuk para wanita karier. Beberapa rancangan pun tidak hanya bisa dipakai oleh wanita berhijab, namun yang tidak berjilbab pun bisa mengenakannya.
Anyaman berwarna putih yang terinspirasi dari kipas sate menjadi satu pattern yang unik dari desain ETU by Restu Anggraeni. ETU ingin menjadikan anyaman sebagai identitas dari desainnya yang ‘Indonesia’.
Ditulis oleh contributor Clozette, Leonita.
Nama NurZahra yang pernah mencuri perhatian ketika tampil di Tokyo Fashion Week ini tentunya sudah tak asing lagi di kalangan penggiat fashion hijab.
kali ini menampilkan koleksi Spring/Summer 2014. Koleksi dengan tema Hanging Garden yang terinspirasi oleh keindahan legenda taman Babylonia ini dituangkan melalui motif floral yang dihadirkan pada koleksinya.
Dengan dominasi warna sejuk biru indigo, putih, serta abu-abu dan bahan cotton voile, sutra, serta tenun dobi, NurZahra yang digawangi oleh Windri Widiesta Dhari ini banyak menghadirkan busana dengan siluet A-line yang longgar dan jubah yang dipadankan dengan atasan dan celana yang memiliki motif yang berbeda-beda, atau bertabrakan, namun justru berkesan manis.
Berbeda dengan Norma Hauri, dalam koleksi yang dipamerkan pada gelaran Jakarta Fashion Week 2015 di Senayan City, Sabtu, 1 November 2014, pecinta fashion diajak menyelami kemegahan misterius dari Winter Palace, simbol kemegahan imperialisme Rusia di abad 18 dan 19. Meski bertema kemegahan winter palace, namun nuansa kehangatan dipancarkan oleh warna koleksinya, seperti putih, emas dan material kayu dengan bahan-bahan ringan, seperti katun, polyester, organza, satin hingga sifon. Ornamen sulam benang emas dan payet dari kristal ceko, Swarovski, mutiara, serta beads member sentuhan mewah dari Winter Palace. Koleksi ini memang khusus untuk line premium di Norma Hauri yang tetap ready to wear. Selain gaun, juga ditampilkan potongan jumpsuit hingga celana. Jadi bisa dipakai juga saat pernikahan atau acara spesial lainnya
Sementara itu, dalam koleksi rancangan busana yang dipamerkannya, Dian Pelangi mengusung tema "Miss Palembang in New York”. Tema rancangannya kali ini terinspirasi dari unsur-unsur keanggunan etnik Sumatera Selatan. Koleksi rancangan dengan sentuhan kain songket dan beludru tersebut telah dipamerkan di New York, Amerika Serikat untuk koleksi musim dingin.
Dian Pelangi ingin memperlihatkan bahwa busana muslim juga bisa fashionable, mengikuti tren, dan semakin memperlihatkan pergerakan dan perubahannya setiap tahun, bergerak sesuai permintaan.
Peplum top, blazer, maxi skirt, pencil skirt, tampil dengan kesan mewah dari songket Palembang berwarna berani, seperti merah dan emas. Dian Pelangi tampil sebagai busana-busana etnik yang berjiwa masa keemasan dan kemewahan Hollywood di tahun 1950-an.
Restu melalui labelnya Etu menampilkan rancangan-rancangan dengan dominasi warna putih dan abu-abu, dengan sentuhan maskulin di dalamnya. Long coat, kerah lebar, oversized outer wear, asymetrical outerwear, menampilkan sosok wanita Muslim yang berjiwa kasual namun stylist. Koleksi busana formal ready to wear ini sangat cocok untuk para wanita karier. Beberapa rancangan pun tidak hanya bisa dipakai oleh wanita berhijab, namun yang tidak berjilbab pun bisa mengenakannya.
Anyaman berwarna putih yang terinspirasi dari kipas sate menjadi satu pattern yang unik dari desain ETU by Restu Anggraeni. ETU ingin menjadikan anyaman sebagai identitas dari desainnya yang ‘Indonesia’.
Ditulis oleh contributor Clozette, Leonita.
Advertisement